JASA DAN PERANAN TOKOH PEJUANG
DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
UNSUR-UNSUR RPP
A. Standar
Kompetensi
Merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
dan / atau semester pada suatu mata pelajaran.
B. Kompetensi Dasar
Sejumlahan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan menyusun indikator.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Perilaku yang dapat diukur dan / atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
MATERI AJAR
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
C. Indikator
1.
Kognitif :
-
Mendiskusikan
perlunya perumusan dasar negara bagi Indonesia secara berkelompok
-
Menuliskan
bagaimana cara menghargai para pahlawan
2. Afektif
Menunjukkan
sikap menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
3. Psikomotor
-
Murid dapat melakukan studi
pustaka secara berkelompok üntuk mencari lembaga-lembaga bentukan Jepang dalam
persiapan mencapai kemerdekaan
-
Murid mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaan
Uraian Materi
JASA DAN PERANAN TOKOH PEJUANG
DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
1. Perumusan
Dasar Negara
Untuk
membuktikan bahwa Jepang bersungguh-sungguh memperhatikan keinginan bangsa
Indonesia untuk merdeka, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya disebut Dokuritsu
Junbi Cosakai. BPUPKI diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat, dibantu oleh
dua ketua muda yakni Icibangase, seorang Jepang dan R. Surono orang Indonesia.
Tugas pokoknya melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI
dalam melaksanakan tugasnya telah berhasil mengadakan 2 kali. Sidang itu yang
dilakukan pada 2 tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Sidang
Pertama (29 Mei- 1 Juni 1945)
Dasar
negara merupakan pembahasan pokok dalam sidang pertama ini. Muhammad Yamin,
Prof.Dr.Soepomo, dan Ir.Soekarno adalah tokoh Indonesia yang mendapat
kesempatan menyampaikan pendapatnya.
Pada
saat itu, seluruh anggota hanya diminta untuk mendengarkan tentang pandangan
umum pembentukan dasar negara. Setelah itu, sidang memasuki masa istirahat
selama 1 bulan. Sebelum masa reses itu dilaksanakan, BPUPKI membentuk panitia
kecil. Panitia kecil itu diketuai oleh Ir. Soekarno, dengan anggotanya, yaitu
Drs. M.Hatta, Sutardjo Kartohadikusumo, K.H Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo,
Moh.Yamin, dan A.A Maramis. Panitia kecil inimempunyai tugas menmpung saran,
usul, gagasan dari seluruh anggota BPUPKI tentang dasar negara yang nantinya
diserahkan kepada Sekretariat BPUPKI.
Pada
sebuah pertemuan, panitia kecil membentuk sebuah panitia kecil lainnya yang
berjumlah 9 orang. Panitia kecil ini disebut Panitia Sembilan dan diketuai oleh
Ir.Soekarno. hasil kerja pantia kecil ini dinamakan Jakarta Charter atau Piagam
Jakarta.
b. Sidang
kedua (10-17 juli 1945)
BPUPKI membentuk sebuah
panitia yang dinamakan Pnitia Perancang Undang-Undang Dasar. Panitia ini
diketuai oleh Ir.Soekarno dengan jumlah anggota 18 orang.
Di akhir sidang kedua
ini, Ir.Soekarno menyampaikan laporan hasil kerja seluruh panitia yang ada,
antara lain :
1) Pernyataan
Indonesia merdeka
2) Pembukaan
Undang-Undang Dasar
3) Batang
Tubuh Undang-undang Dasar
2. Pembentukan
PPKI
BPUPKI
dinyatakan telah selesai melaksanakan tugasnya, maka pada tanggal 7 Agustus
1945 dibubarkan. Untuk menggantikan lembaga tersebut dibentuklah PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang dinamakan Dokuritsu
Junbi Linkai. Untuk kepentingan peresmian, lembaga PPKI ini dipanggil oleh
Panglima Tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara Jenderal Terauchi yang
berkedudukan di Dalat, Vietnam pada tanggal 9 Agustus 1945. Jenderal Terauchi
pada saat itu menunjuk Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai ketua dan wakil
ketua dari PPKI.
Peristiwa
yang cukup penting setelah pembentukan PPKI, yaitu penyerahan Jepang terhadap
sekutu yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1945 dan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
PPKI
dalam sidangnya yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah
negara Indonesia terbentuk berhasil membuat ketetapan sebagai berikut :
a. Menetapkan
UUD 1945 sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Ir.Soekarno
dan Drs.Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden;
c. Komite
Nasional Indonesia sebagai pembantu presiden sebelum MPR dan DPR dibentuk
3. Tokoh-tokoh
Bangsa dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
a. Ir.Soekarno,
ditetapkan sebagai Pahlawan proklamator dengan sapaan akrabnya Bung Karno.
Beliau dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Di dalam
keanggotaan BPUPKI, beliau menjadi ketua Panitia Sembilan. Selanjutnya menjadi
ketua PPKI sebagai pengganti BPUPKI.
b. Drs.Moh.Hatta,
ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator. Panggilan akrabnya adalah Bung Hatta.
Dilahirkan di Sumatra Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Pada masa pendudukan
Jepang, beliau dikenal dengan julukan Dwi Tunggal bersama Bung Karno.
c. Mr.Achmad
Soebardjo, merupakan golongan tua pada saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Ia dilahirkan tanggal 23 Maret 1897 di Karawang Jawa Barat. Ia aktif
dalam perjuangan pergerakan nasional, termasuk anggota PPKI, serta terlibat
dalam perumusan rancangan Undang-Undang Dasar.
d. Laksamada
Tadashi Maeda, seorangf Perwira Angkatan Laut Jepang dengan jabatan Wakil
Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta. Rumahnya dijadikan sebagai tempat
pertemuan para pejuang Indonesia untuk merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan
pada tanggal 16 Agustus 1945.
e. Fatmawati
adalah istri Bung Karno, dilahirkan di Bengkulu pada tahun 1923. Ia berjasa
menjahitkan Bendera Pusaka Merah Putih.
f. Latif
Hendraningrat, seorang pejuang kemerdekaan. Pada masa pendudukan Jepang,
menjadi anggota PETA. Beliau menjadi penggerek bendera merah putih tanggal 17
Agustus 1945.
g. Chaerul
Saleh, sorang aktivis pemuda dalam pergerakan nasional.
h. Wikana,
aktif dalam organisasi kepemudaan pada masa Jepang. Ia juga ikut mengusulkan
agar proklamasi diadakan di Jakarta.
i. Sukarni,
dilahirkan tanggal 14 Juli 1916 di Blitar, Jawa Timur. Ia mengusulkan agar
naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai
wakil bangsa Indonesia
4. Sikap
Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Pejuang dalam Memproklamasikan Kemerdekaan
a. Bertanggung
jawab sebagai warga negara. Sebagai warga negara, kita mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap negara.
b. Kerelaan
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Menanamkan
pengertian di dalam hati, bahwa perjuangan untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan merupakan ibadah sebagaimana diajarkan oleh agama.
d. Adanya
sikap saling menghormati antar manusia
e. Bersikap
dan berbuat adil terhadap sesama manusia
Model
Pembelajaran Tipe TGT (Team Game Tournament)
1. Definisi
a.
Pengertian
Model TGT adalah suatu
pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan
diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa. Setelah itu siswa pindah
ke kelompok masing- masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan atau masalah- masalah yang diberikan guru. Sebagai ganti dari tes
tertulis, setiap siswa akan bertemu setiap sekali seminggu pada meja tournament dengan
dua rekan dari kelompok lain untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan
kelompok lain (Nur Asma 2008 ).
TGT digunakan dalam
berbagai macam mata pelajaran dari matematika, bahasa, ilmu pengetahuan sosial,
yang telah digunakan dari kelas dua sekolah dasar sampai pergurun tinggi. STAD
dan TGT paling cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran yang dirumuskan
dengan jelas, misalnya pada bidang studi matematika, penggunaan bahasa,
geografi, keterampilan membaca peta, dan fakta- fakta serta konsep IPA.
Kegiatan pembelajaran
TGT sama dengan tahap model STAD. Pembelajaran didahului dengan penyajian
materi pelajaran oleh guru, dan dilanjutkan dengan memberikan sejumlah
pertanyaan kepada siswa berupa lembar kerja siswa (LKS). Kemudian siswa mendiskusikan
dan menyelesaikan pertanyaan- pertanyaan didalam kelompok masing- masing.
Setelah siap berdiskusi, wakil dari masing- masing kelompok melaporkan
hasil kerjanya ke depan kelas. Kemudian siswa ditempatkan pada meja tournament untuk
melakukan permainan.
Model TGT
tidak menggunakan tes individual, tetapi menggantikannya dengantournament yang
dilakukan terlebih dahulu dengan membentuk kelompok baru. Pembentukan ini
dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa yang berkemampuan sama dan setiap
kelompok dikumpulkan ke dalam satu kelompok baru. Anggota kelompok baru
kemudian menempati meja tournament dan selanjutnya memulai
permainan.
TGT adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok- kelompk
belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yanga memiliki kemampuan,
jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa
bekerja dalam kelompok mereka masing- masing. Dalam kerja kelompok guru
memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-
sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok
yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain
bertanggung jawab memberikan jawaban, atau mengerjakannya, sebelum mengajukan pertanyaan
tersebut kepada guru.
Akhirnya untuk
memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka
seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik
siswa- siswa akan dibagi dalam meja- meja tournament, dimana setiap
mejatournament terdiri dari setiap 5 sampai 6 orang yang merupakan
wakil dari kelompoknya masing- masing. Dalam setiap meja tournament atau
meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok
yang sama. Siswa yang dikelompokkan dalam satu meja tournament secara
homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja tournament kemampuan
setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat
nilai yang mereka peroleh pada saat tes dilaksanakan. Skor yang diperoleh
dengan menjumlahkan skor- skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian
dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk
memberikan penghargaan tim berupa hadiah atau sertifikat dengan mencantumkan
predikat tertentu (http:// Suhadinet.WordPress,Com/2008/06/14/model
pembelajaran-kooperatif tife TGT/).
2. Langkah- langkah TGT
Menurut Robert. E
Slavin, (2009:166), ada empat komponen-komponen TGT sebagai berikut :
a.
Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran
guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan
pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat
penyajian kelas ini siswa harus benar- benar memperhatikan dan memahami materi
yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat
kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan menentukan skor
kelompok.
b.
Kelompok (teams)
Kelompok biasanya
terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari
prestasi akademik, jenis kelamin, dan rasa tau etnis. Fungsi kelompok adalah
untuk lebih mendalam materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat
game. Setelah selesai penyajian materi team tersebut berkumpul untuk
mempelajari LKS, untuk menyelesaikan tugas kelompok siswa mengerjakan sacara
berpasangan, kemudian saling mencoccokkan jawabannya atau memeriksa ketepatan
jawabannya dengan jawaban teman sekelompok. Bila ada siswa yang mengemukakan
pertanyaan, teman sekelompoknya bertangguang jawab untuk menjawab pertanyaan
sebelum mengajukan pertyanyaan kepada guru
c.
Games/ permainan
Games terdiri dari
perytanyaan- pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat
siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Permainan dimainkan dimeja- meja tournament yang terdiri dari
5 atau 6 orang siswa yang memiliki kemampuan akademik sama atau mendekati sama.
Permainan yang berupa pertanyaan- pertanyaan pada kartu bernomor.
Secara bergiliran
siswa mengambil sebuah kartu nomor dan membaca soal itu dengan
kuat supaya siswa yang ada dalam meja tersebut dapat mendengar. Siswa yang membaca soal mendapatkan
kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dan siswa lain yang
berada pada meja yang sama menganggap jawaban yang diberikan tadi salah, siswa
yang lain boleh memberikan jawaban yang berbeda, kemudian jawaban siswa
dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia dimejatournament.
Jawaban yang benar akan mendapatkan skor, setelah siswa menyelesaikan tournament dilakukan
perhitungan skor yang diperoleh siswa. Masing-masing anggota membawa
perolehannya kembali kekelompok semula, dan bersama-sama anggoata lain
menyumbangkan point untuk kelompoknya. Bagi kelompok yang mendapatkan skor/
poin tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru.
d.
Tournament
Tournament merupakan
struktur bagaimana dilaksanakannya permainan tersebut.Tournament dilaksanakan
setelah guru menyelesaikan presentasi kelas/ penyajian kelas dan kelompok sudah
mengerjakan LDK.
Diinformasikan kepada
siswa, pembentukan kelompok meja tournament dilakukan dengan
membentuk kelompok baru dan dilaksanakan tidak ada yang berasal dari kelompok
yang sama. Siswa ditugasi mengeser meja-meja untuk dijadikan mejatournament.
Salah seorang siswa membagikan lembar permainan, lembar kunci jawaban dan satu
tumpukan kartu bernomor serta lembar skor permainan kepada tiap meja.
Untuk memulai
permainan masing- masing siswa dilot terlebih dahulu untuk menentukan pemain
pertama yang akan mengambil sebuah kartu bernomor yang berisi pertanyaan.
Untuk permainan selanjutnya, permainan berlangsung menurut arah
jarum jam dari pembaca pertama.
Pada saat permainan
Pemain akan mengocok
kartu dan mengambil sebuah kartu bernomor yang berisi pertanyaan. Kemudian
membacakan dengan keras pertanyaan yang ada pada kartu tersebut. Misalnya,
siswa yang mengambil kartu yang bernomor 6, akan menjawab pertanyaan nomor 6.
Pembaca yang tidak yakin akan jawabannya diperbolehkannya menerka tanpa
mendapat hukuman.
Setelah pembaca
tersebut memberikan sebuh jawaban, siswa sebelah kirinya memiliki kesempatan
untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda, bila menyatakan pas
atau tidak menggunakan kesempatan tersebut, atau jika penantang kedua mempunyai
jawaban yang berbeda dari dua jawaban pertama, penantang kedua dapat menantang.
Sementara itu
penantang kedua harus hati- hati, karena mereka akan kehilangan sebuah kartu
(yang telah berhasil dikumpulkan) apabila jawaban mereka salah. Apabila setiap
orang menjawab, menantang, atau pas, penantang kedua (pemain yang berada
sebelah kanan pembaca) mencocokkan dengan lembar jawaban atau membacakan
jawaban yang benar dengan keras. Pemain yang memberikan jawaban yang benar
menyimpan kartu tersebut. Apabila ada jawaban yang salah, ia harus mengambilkan
kartu yang ia menangkan sebelumnya (bila ada) ketumpukan kartu.
Apabila tidak ada satu
pun jawaban yang benar, kartu tersebut dikembalikan ketumpukan permainan
berlanjut sampai waktu yang ditetapkan guru, sampai jam pelajaran habis atau
tumpukan kartu habis.
Jika permainan
berakhir, para pemain mencatat banyak kartu yang mereka menangkan pada lembar
skor permainan. Apabila masih ada waktu, siswa mengocok kembali tumpukan kartu
tersebut dan memainkan permainan kedua, dan mencatat banyaknya kartu yang
dimenangkan pada kolom permainan.
Menurut Robert E.
Slavin ( 2009 : 175 ), Lembar skor permainan Tour Tabel 4.2
Pemain
|
Tim
|
Pemain 1
|
Pemain 2
|
Pemain 3
|
Total
|
Pointournament
|
Andre
Husni
Santi
|
Elang
Merpati
Merak
|
5
14
11
|
7
10
12
|
-
-
-
|
12
24
23
|
20
60
40
|
Dalam tabel di atas,
dapat di lihat dalam satu meja tournament dua kali permainan.
Pemberian poin pada tabel di atas berdasarkan pada penghitungan poin tournamentuntuk
siswa yang mencapai skor tertinggi mendapat 60, poin 40 untuk siswa yang lebih
rendah, dan poin 20 untuk siswa yang terendah seperti pada tabel diatas.
e.
Aturan Penilaian
dalam Tournament
Memberikan bonus poin
yaitu setiap skor tertinggi yang diperoleh anggota pada setiap meja tournament diberi
bonus 20 poin, setiap skor tertinggi yang kedua pada setiap mejatournament menerima
bonus 17 poin, setiap skor yang tertinggi yang ketiga setiap mejatournament menerima
bonus 14 poin, dan skor yang terendah pada setiap mejatournament menerima
10 bonus poin. Masing-masing anggota kelompok membawa perolehannya kembali
kelompok semula, dan bersama-sama anggota yang lain menyumbangkan poin untu
kelompoknya. Penghargaan kelompok yang diberikan berdasarkan perolehan poin
kelompok penghargaan yang Diberikan bisa berupa benda, atau sertifkat.
3. Kelemahan dan Kelebihan Model
Pembelajaran TGT
Riset
tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak
dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari
tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa
metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan
tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua
teori utama yang mendukung pembelajaran kooperatif adalah teori motivasi dan
teori kognitif.
Dari
pespektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi
di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka
adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus membantu
teman satu timnya untuk melakukan apa pun agar kelompok berhasil dan mendorong
anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal.
Sedangkan
dari perspektif teori kognitif, Slavin (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Asumsi dasar dari teori pembangunan kognitif adalah bahwa
interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai
mengingkatkan penguasaan mereka terhadap konsep kritik. Pengelompokan siswa
yang heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling mendukung bagi
pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan atau kognitif. Penelitian psikologi
kognitif menemukan bahwa jika informasi ingin dipertahankan di dalam memori dan
berhubungan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori, orang yang belajar
harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi dari
materi. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan
materinya kepada orang lain.
Namun
demikian, tidak ada satupun model pembelajaran yang cocok untuk semua materi,
situasi dan anak. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang menjadi
penekanan dalam proses implementasinya dan sangat mendukung ketercapaian tujuan
pembelajaran. Secara psikologis, lingkungan belajar yang diciptakan guru dapat
direspon beragama oleh siswa sesuai dengan modalitas mereka. Dalam hal ini,
pembelajaran kooperatif dengan teknik TGT, memiliki keunggulan dan kelemahan
dalam implementasinya terutama dalam hal pencapaian hasil belajar dan efek
psikologis bagi siswa.
Slavin
(2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran
kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan
keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut:
·
Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT
memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial
mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.
·
Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka
peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
·
TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak
untuk rasa harga diri akademik mereka.
·
TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja
sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)
·
Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama,
tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.
·
TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja
dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan
lain.
Sebuah
catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran TGT adalah bahwa
nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian, guru
harus merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian
belajar siswa secara individual.
Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran TGT Metode pembelajaran kooperatif Team Games
Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana
(2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran
TGT antara lain:
1) Lebih
meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2)
Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Dengan
waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4) Proses
belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5)
Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6)
Motivasi belajar lebih tinggi
7) Hasil
belajar lebih baik
8)
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1. Bagi Guru
Sulitnya
pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.
Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang
kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk
diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
1. Bagi Siswa
Masih
adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan
penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru
adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi
agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
4.
Alasan Memilih Model Pembelajaran
TGT
Dari
pembahasan materi model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tersebut,
maka dapat disimpulkan
1. Dengan model pembelajaran TGT (
Teams Games Tournaments ) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Karena siswa dapat belajar lebih rileks, serta dapat menumbuhkan tanggung
jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
2. Dengan model pembelajaran TGT ( Teams
Games Tournaments ) dapat menambah wawasan tentang berbagai model pembelajaran
serta dapat meningkatkan kompetensi guru.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Mata Pelajaran : Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2
x 35 menit
A.
Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B.
Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
C.
Indikator
1.
Kognitif :
-
Mendiskusikan
perlunya perumusan dasar negara bagi Indonesia secara berkelompok
-
Menuliskan
bagaimana cara menghargai para pahlawan
2. Afektif
Menunjukkan
sikap menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
3. Psikomotor
-
Murid dapat melakukan studi
pustaka secara berkelompok üntuk mencari lembaga-lembaga bentukan Jepang dalam
persiapan mencapai kemerdekaan
-
Murid mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaa
D. Tujuan Pembelajaran
1.
Kognitif :
-
Murid dapat mendiskusikan perlunya perumusan dasar negara bagi
Indonesia secara berkelompok
-
Murid dapat menuliskan bagaimana cara menghargai para pahlawan
2. Afektif
Murid dapat
menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh
dalam mempersiapkan kemerdekaan
3. Psikomotor
-
Murid dapat melakukan studi
pustaka secara berkelompok üntuk mencari lembaga-lembaga bentukan Jepang dalam
persiapan mencapai kemerdekaan
-
Murid mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaan
E.
Materi Pokok
§ Persiapan kemerdekaan Indonesia dan
perumusan dasar negara
F. Alokasi Waktu
2 x 35 menit
G. Model dan Metode Pembelajaran
a.
Model
- TGT (Team Game
Tournament)
b.
Metode
- Diskusi
- Ceramah
- Pemberian tugas
dan Presentasi
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No
|
Tahapan
Kegiatan
|
Pengorganisasian
|
Keterlaksanaan
|
|||||
Waktu
|
Siswa
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
A
|
Kegiatan Awal
|
10’
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Melakukan
tanya jawab yang berkaitan dengan materi
-
Bertanya
jawab. dengan siswa mengenai tokoh-tokoh yang terlibat dalam perang
kemerdekaan
|
5’
5’
|
Klasikal
Klasikal
|
|
|
|
|
|
B
|
Kegiatan Inti
|
50’
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Memberi
tugas melakukan studi pustaka secara berkelompok üntuk mencari
lembaga-lembaga bentukan Jepang dalam persiapan mencapai kemerdekaan
-
Menugaskan
siswa mendiskusikan perlunya perumusan dasar negara bagi Indonesia secara
berkelompok
-
Menugaskan
siswa mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha mempersiapkan
kemerdekaan
|
20’
20’
10’
|
Klasikal
Klasikal
Klasikal
|
|
|
|
|
|
C
|
Kegiatan Akhir
|
10’
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-
Guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
|
5’
5’
|
Klasikal
Klasikal
|
|
|
|
|
|
Ket
: Keterlaksanaan
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup Baik
2 = Kurang Baik
1 = Tidak Baik
I. Penilaian
a.
Prosedur : Proses dan produk. Penilaian terhadap
murid dilakukan selama proses pembelajaran berlangsungbdan pada akhir
pembelajaran. Penilaian dalam proses dilakukan melalui opservasi, terutama
ketika bekerja dalam kelompok, sedangkan penilain produk (Akhir Pembelajaran)
dilakukan melalui unjuk kerja
b. Teknik ` : Tertulis
c.
Bentuk :
Uraian
d.
Instrumen/ Soal :Terlampir
Kognitif
1. Jelaskan
beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
2. Jelaskan
perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan
3. Tuliskan
2 tokoh tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan
4. Tuliskan
cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
Jawaban
Afektif
Penilaian
Afektif
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
||
Rasa Ingin Tahu
|
Kerjasama
|
Membantu Teman yang Kesulitan
|
||
i.
|
………………
|
|
|
|
Nilai :
4 = Sangat
Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Psikomotor
Penilaian
Afektif
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
||
Rasa Ingin Tahu
|
Kerjasama
|
Membantu Teman yang Kesulitan
|
||
1.
|
………………
|
|
|
|
Nilai :
4 = Sangat
Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
J. Media
dan Sumber Belajar
§ Media : Gambar Pahlawan
§ Sumber :
Buku IPS kelas
Buku
penunjang yang relevan
............,
......................20 ...
Mengetahui
Dosen Guru
Kelas V
Alien Bahri, S.Pd, M.Pd Zainul Ansar
NIP : NIP
:
MATERI
BAHAN AJAR IPS KLS V
STANDAR KOMPETENSI :
Menghargai peranan
tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
KOMPETENSI DASAR :
Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam mem-persiapkan kemerdekaan Indonesia
Tujuan
Pembelajaran
i.
Kognitif :
-
Murid dapat mendiskusikan perlunya perumusan dasar negara bagi
Indonesia secara berkelompok
-
Murid dapat menuliskan bagaimana cara menghargai para pahlawan
ii.
Afektif
Murid dapat
menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh
dalam mempersiapkan kemerdekaan
iii.
Psikomotor
-
Murid dapat melakukan studi
pustaka secara berkelompok üntuk mencari lembaga-lembaga bentukan Jepang dalam
persiapan mencapai kemerdekaan
-
Murid mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaan
JASA DAN PERANAN TOKOH PEJUANG
DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
1.
Perumusan Dasar Negara
Untuk
membuktikan bahwa Jepang bersungguh-sungguh memperhatikan keinginan bangsa
Indonesia untuk merdeka, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya disebut Dokuritsu
Junbi Cosakai. BPUPKI diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat, dibantu oleh dua
ketua muda yakni Icibangase, seorang Jepang dan R. Surono orang Indonesia.
Tugas pokoknya melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI
dalam melaksanakan tugasnya telah berhasil mengadakan 2 kali. Sidang itu yang dilakukan
pada 2 tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Sidang
Pertama (29 Mei- 1 Juni 1945)
Dasar
negara merupakan pembahasan pokok dalam sidang pertama ini. Muhammad Yamin,
Prof.Dr.Soepomo, dan Ir.Soekarno adalah tokoh Indonesia yang mendapat
kesempatan menyampaikan pendapatnya.
Pada
saat itu, seluruh anggota hanya diminta untuk mendengarkan tentang pandangan
umum pembentukan dasar negara. Setelah itu, sidang memasuki masa istirahat
selama 1 bulan. Sebelum masa reses itu dilaksanakan, BPUPKI membentuk panitia
kecil. Panitia kecil itu diketuai oleh Ir. Soekarno, dengan anggotanya, yaitu
Drs. M.Hatta, Sutardjo Kartohadikusumo, K.H Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo,
Moh.Yamin, dan A.A Maramis. Panitia kecil inimempunyai tugas menmpung saran,
usul, gagasan dari seluruh anggota BPUPKI tentang dasar negara yang nantinya
diserahkan kepada Sekretariat BPUPKI.
Pada
sebuah pertemuan, panitia kecil membentuk sebuah panitia kecil lainnya yang
berjumlah 9 orang. Panitia kecil ini disebut Panitia Sembilan dan diketuai oleh
Ir.Soekarno. hasil kerja pantia kecil ini dinamakan Jakarta Charter atau Piagam
Jakarta.
b. Sidang
kedua (10-17 juli 1945)
BPUPKI membentuk sebuah
panitia yang dinamakan Pnitia Perancang Undang-Undang Dasar. Panitia ini
diketuai oleh Ir.Soekarno dengan jumlah anggota 18 orang.
Di akhir sidang kedua
ini, Ir.Soekarno menyampaikan laporan hasil kerja seluruh panitia yang ada,
antara lain :
1. Pernyataan
Indonesia merdeka
2. Pembukaan
Undang-Undang Dasar
3. Batang
Tubuh Undang-undang Dasar
2. Pembentukan
PPKI
BPUPKI
dinyatakan telah selesai melaksanakan tugasnya, maka pada tanggal 7 Agustus
1945 dibubarkan. Untuk menggantikan lembaga tersebut dibentuklah PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang dinamakan Dokuritsu
Junbi Linkai. Untuk kepentingan peresmian, lembaga PPKI ini dipanggil oleh
Panglima Tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara Jenderal Terauchi yang
berkedudukan di Dalat, Vietnam pada tanggal 9 Agustus 1945. Jenderal Terauchi
pada saat itu menunjuk Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai ketua dan wakil
ketua dari PPKI.
Peristiwa
yang cukup penting setelah pembentukan PPKI, yaitu penyerahan Jepang terhadap
sekutu yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1945 dan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
PPKI
dalam sidangnya yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah
negara Indonesia terbentuk berhasil membuat ketetapan sebagai berikut :
a. Menetapkan
UUD 1945 sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Ir.Soekarno
dan Drs.Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden;
c. Komite
Nasional Indonesia sebagai pembantu presiden sebelum MPR dan DPR dibentuk
3. Tokoh-tokoh
Bangsa dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
a. Ir.Soekarno,
ditetapkan sebagai Pahlawan proklamator dengan sapaan akrabnya Bung Karno.
Beliau dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Di dalam
keanggotaan BPUPKI, beliau menjadi ketua Panitia Sembilan. Selanjutnya menjadi
ketua PPKI sebagai pengganti BPUPKI.
b. Drs.Moh.Hatta,
ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator. Panggilan akrabnya adalah Bung Hatta.
Dilahirkan di Sumatra Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Pada masa pendudukan
Jepang, beliau dikenal dengan julukan Dwi Tunggal bersama Bung Karno.
c. Mr.Achmad
Soebardjo, merupakan golongan tua pada saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Ia dilahirkan tanggal 23 Maret 1897 di Karawang Jawa Barat. Ia aktif
dalam perjuangan pergerakan nasional, termasuk anggota PPKI, serta terlibat dalam
perumusan rancangan Undang-Undang Dasar.
d. Laksamada
Tadashi Maeda, seorangf Perwira Angkatan Laut Jepang dengan jabatan Wakil
Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta. Rumahnya dijadikan sebagai tempat
pertemuan para pejuang Indonesia untuk merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan
pada tanggal 16 Agustus 1945.
e. Fatmawati
adalah istri Bung Karno, dilahirkan di Bengkulu pada tahun 1923. Ia berjasa
menjahitkan Bendera Pusaka Merah Putih.
f. Latif
Hendraningrat, seorang pejuang kemerdekaan. Pada masa pendudukan Jepang,
menjadi anggota PETA. Beliau menjadi penggerek bendera merah putih tanggal 17
Agustus 1945.
g. Chaerul
Saleh, sorang aktivis pemuda dalam pergerakan nasional.
h. Wikana,
aktif dalam organisasi kepemudaan pada masa Jepang. Ia juga ikut mengusulkan agar
proklamasi diadakan di Jakarta.
i. Sukarni,
dilahirkan tanggal 14 Juli 1916 di Blitar, Jawa Timur. Ia mengusulkan agar
naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai
wakil bangsa Indonesia
4. Sikap
Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Pejuang dalam Memproklamasikan Kemerdekaan
a. Bertanggung
jawab sebagai warga negara. Sebagai warga negara, kita mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap negara.
b. Kerelaan
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Menanamkan
pengertian di dalam hati, bahwa perjuangan untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan merupakan ibadah sebagaimana diajarkan oleh agama.
d. Adanya
sikap saling menghormati antar manusia
e. Bersikap
dan berbuat adil terhadap sesama manusia
LEMBAR
KERJA SISWA
(L K S)
STANDAR KOMPETENSI :
Menghargai
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
KOMPETENSI DASAR :
Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
INDIKATOR :
-
Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka
mempersiapkan kemerdekaan
-
Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara
sebelum kemerdekaan
-
Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
-
Menunjukkan sikap menghargai jasa para
tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
Petunjuk:
1. Jawablah
dengan benar soal-soal di bawah ini
2. Tulislah
jawabanmu pada lembar jawab yang tersedia
3. Periksalah
kembali jawabanmu sebelum dikumpulkan
Isilah
titik-titik berikut ini!
1. Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta diculik para
pemuda pejuang ke daerah Karawang tepatnya di ........
2. Orang
Jepang yang rumahnya dipakai untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan
bernama ...
3. Gelar
proklamator diberikan kepada......
4. Achmad
Subarjo pada saat perumusan teks proklamasi kemerdekaan termasuk ke dalam
golongan ....
5. Bendera
Pusaka Merah Putih dijahit oleh ......
6. Tujuan
negara Indonesia tercantum pada .....
7. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dibacakan di sebuah rumah di Jalan.....
8. Ir.Soekarno
dan Drs.Moh.Hatta menendatangani teks Proklamasi Kemerdekaan atas nama......
9. Organisasi
yang dipimpin oleh Drs.Moh.Hatta adalah .....
10. Tokoh
bangsa Indonesia memberikan teladan yang baik bahwa segala masalah dapat
diselesaikan dengan cara........
Kunci Jawaban
1. Rengasdengklok
2. Laksamada
Muda Tadashi Maeda
3. Ir.Soekarno
dan Drs.Moh.Hatta
4. Tua
5. Fatmawati
6. Pancasila
dan UUD 1945
7. Jalan
Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta
8. Bangsa
Indonesia
9. Organisasi
Perhimpunan Indonesia
10. Musyawarah
Rublik
Penilaian
1. Penilaian
Kelompok
Nama
Kelompok
|
Kekompakan
|
Keaktifan
|
Pemahaman
|
Keberanian
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
I
II
III
IV
|
|
|
|
|
KET:
Kekompakan :
25
Keaktifan :
25
Pemahaman :
25
Keberanian :
25
Jumlah :
100
2. Penilaian
Individu
Skor
Perolehan x 100
Jumlah
Skor
Jumlah
Yang Benar x 100
Jumlah
Bobot soal
Ket :
0-34 :
sangat rendah
35-54 :
rendah
55-64 :
sedang
65-84 :
tinggi
85-100 :
sangat tinggi
Tugas Individu
Mata Kuliah : Model – Model Pembelajaran
NAMA
: ZAINUL ANSAR
KELAS : C
NO. URUT : 16
NIM :
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 KONVERSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
SIP GAN TULISANNYA. aku nitip
BalasHapuswww.rangkumanmakalah.com
www.jasamakalahmurah.wordpress.com